Senin, 31 Maret 2014

Upacara Nyepi

H ari raya suci Umat Hindu yang umum dirayakan adalah : Nyepi, Galungan, piodalan, Sarasvati puja, Sivaratri puja dan sebagainya. Diantara pelaksanaan hari raya suci tersebut yang paling menonjol adalah hari raya Nyepi jatuhnya dalam periode waktu satu tahun sekali tepatnya pada tahun baru saka. Pada saat ini matahari menuju garis lintang utara, saat Uttarayana yang disebut juga Devayana yakni waktu yang baik untuk mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa. Sehari sebelum perayaan hari raya Nyepi dilengkapi dengan upacara Tawur (Bhuta Yajna) yaitu hari Tilem Chaitra dengan ketentuannya dari lontar Sang Hyang Aji Swamandala yang menyatakan apabila melaksanakan tawur hendaknya jangan mencari hari lain selain Tilem bulan Chaitra.

Rangkaian perayaan hari raya Nyepi dimulai dengan acara Melasti, kemudian sehari sebelum hari raya Nyepi dilangsungkan upacara Bhuta Yajna, dan sebagai hari penutup dilaksanakan Ngembak Agni sehari setelah hari raya Nyepi. Keseluruhan kegiatan ini dipusatkan di Pura Desa Puseh, dihadapan Tuhan Purusa atau Sri Visnu, dan Deva Brahma. Sebagai penyembah dalam kesadaran Krsna atas karunia sang guru kerohanian kita diberi penglihatan rohani dapat melihat pemandangan secara terang betapa agungnya kemulyaan Sri Visnu dengan nama lain Yajnapati, Tuhan penikmat dan tujuan akhir dari segala kurban suci bagi seluruh penghuni alam jagat raya.

Pelaksanaan Hari Raya Nyepi Umat Hindu Di Bali Upacara Melasti

Sebelum pelaksanaan Melasti, semua para deva (arca atau pratima) dari setiap pura dalam wilayah lingkungan kota atau desa diiring berkumpul di Pura Desa Puseh. Para deva satu-persatu berdatangan setelah lebih terdahulu bersujud menghadap Meru, Sri Visnu, kemudian distanakan berdampingan satu sama lain dalam satu bangunan memanjang yang disebut sebagai Balai Panjang atau Balai Agung. Keesokan harinya upacara Melasti dilangsungkan, Tuhan Sri Visnu dan para deva diiringi bersama-sama menuju laut atau ke mata air terdekat yang dianggap suci tergantung daerah masing-masing. Upacara Melasti tidak lain adalah upacara penyucian, prayascita. Dalam lontar Sang Hyang Aji Swamandala disebutkan : “Untuk melenyapkan penderitaan masyarakat dari keterikatan dunia material,” sedangkan lontar Sundarigama menyatakan; “Untuk memperoleh air suci kehidupan di tengah-tengah lautan.” Air suci ini berasal dari muara sungai-sungai suci di India khususnya sungai Gangga.

Dalam Srimad Bhagavatam skanda sembilan disebutkan Raja Bhagiratha melakukan pertapaan agar air Gangga turun ke bumi, kemudian memohon kepada ibu Gangga membebaskan leluhurnya. Ibu Gangga tersembur dari kaki padma Tuhan Sri Visnu, Beliau dapat membebaskan seseorang dari ikatan material. Nampak nyata bahwa siapapun yang secara teratur menyembah Ibu Gangga semata-mata dengan mandi di airnya dapat memelihara kesehatan dengan sangat baik dan perlahan-lahan menjadi penyembah Tuhan. Mandi air Gangga dipermaklumkan dalam semua susastra Veda, dan orang yang mengambil manfaat tentu sepenuhnya dibebaskan dari reaksi dosa.

Seusai acara Melasti, pada suatu daerah desa tertentu sebelum Sri Visnu dan para deva menuju Pura Desa Puseh terlebih dahulu diiring (dituntun) ke pasar mengikuti acara mepasaran di hadapan Pura Melanting dimana berstana Devi Sri, Devi Laksmi, Devi Keberuntungan. Sekembalinya para deva dari acara mepasaran setelah terlebih dahulu menghadap Sri Visnu, akhirnya para deva berstana di Balai Agung. Sementara Sri Visnu berstana di Meru dan Deva Brahma berstana pada bangunan Gedong di sebelah Meru. Acara berstana ini disebut Nyejer dan berlangsung sampai selesai acara Bhuta Yajna, sehari menjelang hari raya Nyepi, pada sore hari.

Selama beberapa hari seluruh warga dan adat setempat melakukan puja, mempersembahkan sesajen atau persembahan yang disebut prani. Pada saat ini pula umat memohon tirta Amrta air suci kehidupan untuk kesejahteraan dirinya, semua makhluk, dan alam semesta. Melalui acara Nyejer terkandung pula permohonan umat kepada Sri Visnu dan para deva untuk menyaksikan upacara Bhuta Yajna yang dilakukan oleh umatnya.

Upacara Bhuta Yajna

Sehari sebelum hari raya Nyepi adalah hari terakhir dari serangkaian upacara di Pura Desa Puseh tersebut, tepatnya pada hari Tilem Chaitra (Kesanga) dilangsungkan upacara Bhuta Yajna yang dikenal dengan Pengerupukan yang bertujuan untuk membina hubungan yang harmonis antara manusia dengan Sri Visnu, manusia dengan sesama makhluk ciptaan-Nya serta manusia dengan alam lingkungan tempatnya hidup.

Dalam Bhagawadgita 4.8 Sri Krsna bersabda : Paritranaya sadhunam vinasaya ca duksrtam dharma-samsthapanarthaya sambhavami yuge yuge.

Pelaksanaan Hari Raya Nyepi Umat Hindu Di Bali Untuk menyelamatkan orang saleh, membinasakan orang jahat dan untuk menegakkan kembali prinsip-prinsip dharma. Aku sendiri muncul pada setiap zaman.

Tentang Bhuta Yajna ini di dalam Agastya Parwa dinyatakan Bhuta Yajna adalah Tawur untuk kesejahteraan makhluk. Dalam hubungannya dengan hari raya Nyepi, wujud upacara Bhuta Yajna lebih dikenal Tawur Kesanga yang dilihat dari tingkat penyelenggaraannya dari tingkat yang paling besar : seratus tahun sekali disebut Ekadasa Rudra, setiap sepuluh tahun disebut Panca Wali Krama dan setiap tahun sekali disebut Tawur Kesanga.

Upacara Hari Raya Nyepi

Menurut keputusan Seminar Kesatuan Tapsir terhadap Aspek-spek Agama Hindu tentang Hari Raya Nyepi (1988) bahwa Pelaksanaan Hari Raya Nyepi di Indonesia, pada hakekatnya merupakan penyucian bhuwana agung dan bhuwana alit (makro dan mikrokosmos) untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir bathin (jagadhita dan moksa) terbinanya kehidupan yang berlandaskan satyam (kebenaran), sivam (kesucian), dan sundaram (keharmonisan/keindahan).

Sesuai dengan hakekat Hari Raya Nyepi di atas maka umat Hindu wajib melakukan tapa, yoga, dan semadi. Brata tersebut didukung dengan Catur Brata Nyepi sebagai berikut : (1). Amati Agni, tidak menyalakan api serta tidak mengobarkan hawa nafsu, (2). Amati Karya, yaitu tidak melakukan kegiatan kerja jasmani, melainkan meningkatkan kegiatan menyucikan rohani, (3). Amati Lelungan, yaitu tidak berpergian melainkan mawas diri, (4). Amati Lelanguan, yaitu tidak mengobarkan kesenangan melainkan melakukan pemusatan pikiran terhadap Ida Sang Hyang Widhi. Brata ini mulai dilakukan pada saat matahari “Prabata” yaitu fajar menyingsing sampai fajar menyingsing kembali keesokan harinya (24) jam.

Upacara Ngembak Agni

Hari Ngembak Agni jatuh setelah Hari Raya Nyepi sebagai hari berakhirnya brata Nyepi. Hari ini dapat dipergunakan melaksanakan dharma shanti baik di lingkungan keluarga maupun di masyarakat.

Dharma shanti dalam lingkungan keluarga dapat dilakukan berupa kunjung mengunjungi dalam kelurga dalam usaha menyampaikan ucapan selamat tahun baru terbinanya kerukunan dan perdamaian. Sedangkan dharma santi di lingkungan masyarakat hendaknya dilakukan dengan dharma wecana, dharma gita (lagu-lagu keagamaan/kidung kekawin pembacaan sloka), dharma tula (diskusi), persembahyangan, pentas seni yang bernafaskan keagamaan serta memberikan “punia” atau berdarma sosial kepada yang patut menerimanya.

Catur Brata Penyepian

Catur Brata Penyepian
Merupakan empat pantangan yang harus dijalankan saat melaksanakan hari Nyepi.
Brata Amati Geni
Tidak menyalakan api selama hari Nyepi, dimana api yang dimaksudkan disini adalah sifat-sifat kroda manusia, seperti amarah. Brata amati geni disimbolkan dengan pemadaman lampu selama hari Nyepi. Hal ini patut ditaati dan dilestarikan sepanjang masa, namun tetap harus ada kebijaksanaan seperti adanya umat sakit, bayi atau yang berumur tua renta. Sedangkan penyalaan api untuk kepentingan pelaksanaan upacara pada Hari Raya Nyepi tetap boleh sampai batas sebelum matahari terbit.
Brata Amati Lelanguan
Brata ini dimaksudkan bahwa pada hari Nyepi umat tidak boleh melaksanakan kegiatan yang berfoya-foya atau bersenang-senang. Hiburan selain membantu untuk menghilangkan kejenuhan secara tidak sadar akan membuat menjadi lupa diri dan terjerumus. Bila mampu umat sebaiknya melaksanakan puasa.
Brata Amati Lelungan
Brata ini dimaksudkan bahwa pada hari Nyepi umat tidak boleh berpergian melainkan harus tetap diam di rumah. Ini untuk melatih pikiran kita agar tidak senantiasa liar tetapi selalu ingat ke dalam sebagai instropeksi diri.
Brata Amati Karya
Brata ini dimaksudkan bahwa pada hari Nyepi umat tidak boleh melakukan pekerjaan, namun bukan berarti sama sekali tidak berkegiatan. Kegiatan yang tidak boleh dilakukan adalah kegiatan yang bersifat judi yang harus dinetralisir dengan pengendalian pikiran.
Secara nyata catur brata penyepian ini tidak langsung dapat memberikan kontribusi terhadap pelestarian lingkungan khususnya mengurangi dampak pemanasan global, walaupun hanya dalam skala kecil dan area yang sangat sempit, bisa dibayangkan bila seluruh dunia melaksanakan catur brata penyepian maka polusi udara akan berkurang. Dari segi psikologis tentunya juga sangat berguna karena dapat menghilangkan kejenuhan dari tugas-tugas rutin.
Selamat melaksanakan catur brata penyepian, Selamat Hari Raya Nyepi.
Buat teman-teman yang bertugas saat hari Nyepi, selamat melaksanakan tugas yang lebih mulia.

Sabtu, 15 Maret 2014

Jenis Batik

MACAM MACAM JENIS BATIK DI INDONESIA


Jika anda sering menggunakan batik, anda tentu bisa membedakan berbagai jenis batik yang ada di Indonesia. Indonesia memiliki macam-macam batik yang sangat indah dan menarik. Semua batik yang dihasilkan oleh pengrajin di berbagai daerah di Indonesia memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Batik bukan hanya menjadi kebudayaan namun sekarang batik telah menjadi salah satu pakaian semua orang. Anda yang sering menggunakan baju batik, tentu juga menginginkan batik yang berkwalitas dan beragam. Batik memang menjadi salah satu daya tarik bangsa Indonesia. Macam-macam batik yang dijual saat ini adalah inovasi dari batik terdahulu yang banyak mengambil motif bebas. Jika anda membeli sebuah baju batik dan anda membedakan motif batik dulu dengan batik sekarang, maka sangat berbeda keduannya. Pembuatan batik sekarang lebih modern dan motif yang digunakan juga berbeda-beda.
Batik yang ada di Indonesia sebagian besar merupakan batik asli yang dibuat oleh pengrajinnya langsung. Macam-macam batik Indonesia tersebut memiliki ciri yang berbeda sehingga masing-masing daerah yang membuatnya selalu menawarkan harga yang berbeda. Misalnya saja anda ingin membeli batik Madura dan batik Pekalongan pada suatu toko, maka anda tidak bisa menyamakan harga yang dibandrol antara keduanya. Macam-macam batik tersebut memiliki harga yang berbeda dan juga motif yang berbeda yang membedakan keduanya.
Beberapa inovasi memang dilakukan oleh pengrajin batik saat ini. Inovasi tersebut terlihat dari corak warna yang lebih berani, motif yang bervariasi bahkan hampir terdapat ribuan motif batik yang dijual di pasaran. Berbagai macam batik laku dipasaran karena sebagian besar batik dibuat pakaian yang lebih modern dan trendy. Karena beberapa inovasi dalam fashion tahun ini maka perkembangan batik menjadi lebih maju dan pengrajin batik mendapatkan banyak keuntungan dari bisnis baju batik yang mulai menjamur.
Berikut beberapa macam-macam batik yang ada di Indonesia dan di jual di pasaran :
1. Batik Pekalongan
Batik dari daerah Pekalongan ini memiliki motif yang indah dan bebas. Warna yang dihasilkan dari malam bisa mengubah kain putih menjadi batik yang berkwalitas internasional. Para pengrajin batik Pekalongan ini memiliki inovasi yang tinggi dengan pembuatan batik yang selalu mengikuti perkembangan zaman. Sampai sekarang pun batik dari kota Pekalongan ini selalu mengedepankan motif yang berbeda dan sesuai dengan trend mode terbaru.
2. Batik Madura
Batik ini di buat oleh pengrajin yang kebanyakan dari kota Pamekasan. Ragam batik Madura lebih kreatif dengan ribuan motif yang berani. Warna dari batik yang dihasilkan sangat beragam dan warna yang dipilih kebanyakan warna yang cerah. Jika dibandingkan dengan batik lainnya, batik Madura lebih kaya akan ragam motifnya dan kebebasan adalah ciri dari batik Madura ini.
3. Batik Keris
Batik yang dihasilkan oleh perusahaan batik Keris di Surakarta satu ini sangat inovatif dan selalu mengikuti perkembangan zaman. Perusahaan batik yang sudah memiliki nama tersendiri di hati masyarakat ini sekarang telah berkembangan menjadi beberapa model baju yang khas. Batik Keris juga memproduksi baju batik khusus untuk anak-anak.
4. Batik Cirebon
Kain batik asal Cirebon ini sangat bagus dan unik. Batik tulis Cirebon sering digunakan untuk souvenier dan busana wanita maupun pria.
5. Batik Purbalingga
Batik ini berasal dari Purbalingga, Jawa Tengah, batik ini memiliki ciri khas yang membedakannya dengan batik di daerah lain.
6. Batik Kraton
Batik ini memiliki motif yang unik dan mengandung makna tersendiri. Batik satu ini dibuat oleh pengrajin yang berada di kraton dan juga oleh putri kraton sehingga hanya orang tertentu saja yang memakaianya. Motif dari batik ini diantaranya Parang Rusak dan Parang Barong.
7. Batik Petani
Batik ini memiliki ciri yang sedikit kasar dibandingkan dengan batik lainnya. Batik jenis ini dibuat oleh pengrajin batik yang sebagian besar adalah petani terutama adalah ibu rumah tangga di waktu luang saat mereka tidak di sawah.
Macam-macam batik di atas saat ini banyak di jual di pasaran dengan harga yang berbeda-beda. Anda bisa mendapatkan berbagai jenis batik tanpa harus pergi ke daerah asalnya.